Senin, 09 April 2012

PERAN FISIOTERAPI TERHADAP BELL’S PALSY


PERAN FISIOTERAPI TERHADAP BELL’S PALSY
tugas pengantar dan konsep fisioterapi
    
    


Oleh:
   Tazkiyatun Nisa Attaufiq Lulu Desara Success 
1106091840
Fisioterapi


PROGRAM VOKASI BIDANG STUDI KEDOKTERAN
  
UNIVERSITAS INDONESIA 
DEPOK
2012


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas pengantar dan konsep fisioterapi dengan judul "PERAN FISIOTERAPI TERHADAP BELL’S PALSY". Karya sederhana ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas sistem pembelajaran mata kuliah pengantar dan konsep fisioterapi.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.       Bapak Roesbagyo Dwi Sutarto Dipl.FT sebagai pengajar dan pembimbing yang telah memberikan ilmu, bimbingan, dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
2.      Ayah dan ibu kami yang senantiasa memberikan bantuan moral dan spiritual kepada penulis.
Semoga makalah ini menjadi tambahan pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.

DAFTAR ISI


1.1         Latar Belakang

Kecantikan dan ketampanan adalah idaman setiap manusia. Karena dengan kecantikan dan ketampanan dapat meningkatkan rasa percaya diri. Banyak usaha untuk mencapai hal itu, misalnya dengan cara perawatan, facial, dan operasi plastik. Walau harus mengeluarkan uang yang cukup banyak mereka tidak masalah yang penting bisa mempercantik atau mempertampan diri.
Akhir-akhir  ini banyak orang terkena penyakit bell’s palsy. Bell’s palsy  adalah sebuah kelainan dan ganguan neurologi pada nervus cranialis VII (saraf facialis) di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Paralyse Bell ini hampir selalu terjadi unilateral, namun demikian dalam jarak satu minggu atau lebih dapat terjadi paralysis bilateral. Penyakit ini dapat berulang atau kambuh, yang menyebabkaan kelemahan atau paralisis, ketidaksimetrisan kekuatan/aktivitas muscular pada kedua sisi wajah (kanan dan kiri), serta distorsi wajah yang khas. Hal ini sangat menyiksa diri karena membuat orang menjadi kurang percaya diri. Wajah kelihatan tidak cantik karena  mulut mencong, mata tidak bisa berkedip, mata berair, dll. Untuk mengatasi hal itu dibutuhkan peran fisioterapi. Karena itu penulis tertarik untuk mengangkat “peran fisioterapi terhadap bell’s palsy”

1.2         Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.      Apa pengertian fisioterapi?
2.      Apa pengertian bell’s palsy?
3.      Apa penyebab bell’s palsy?
4.      Apa gejala bell’s palsy?
5.      Apa peran fisioterapi terhadapap bell’s palsy?

1.3         Tujuan Penelitian

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah:
1.      Mengetahui perngertian fisioterapi.
2.      Mengetahui pengertian bell’s palsy.
3.      Mengetahui penyebab bell’s palsy.
4.      Mengetahui gejala bell’s palsy.
5.      Mengetahui peran fisioterapi terhadap bell’s palsy.

2          BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Fisioterapi

Secara Etimologi Fisioterapi dibagi menjadi dua unsur, yaitu: yang berarti Fisio sifat dan terapi berarti pengobatan. Menurut WCPT Fisioterapi adalah ilmu atau tips untuk melakukan perawatan untuk mengambil keuntungan dari sifat alam seperti cahaya, air, listrik, latihan dan manual.
Menurut William Joic Fisioterapi adalah suatu proses yang sistematis untuk mengatasi gangguan muskuloskeletal dan fungsi psikosomatos.
Menurut Imam Waluyo Fisioterapi adalah upaya kesehatan kesehatan profesional yang bertanggung jawab atas kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dan melakukan fokus dan berorientasi masalah pendekatan yang didasarkan pada pendekatan ilmiah dan etika profesional.
Menurut J. Hislop dan Heidy Paetrero Fisioterapi didefinisikan sebagai profesi kesehatan yang membedakan ilmu-ilmu klinis adalah sebuah aplikasi patokinesiologi anatomi dan fisiologi pergerakan manusia tidak normal.
Fisioterapi oleh WCPT (Word Untuk Terapi Fisik Konfederasi) pada tahun 1995 dan 1999 Fisioterapi adalah pekerja kesehatan profesional yang bekerja untuk orang dari segala usia yang bertujuan untuk melestarikan, meningkatkan kesehatan, memulihkan fungsi dan ketergantungan ketika individu memiliki kemampuan atau tidak adanya masalah gangguan disebabkan oleh kerusakan fisik, psihis dan sebagainya.
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak dan komunikasi.
Fisioterapi adalah suatu profesi pelayanan kesehatan yang bekerja dengan pasien baik secara individu maupun kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan, mengembalikan, memaksimalkan, dan menstabilkan atau memperbaiki aktivitas, kekuatan, gerak, dan fungsi tubuh yang terjadi akibat cidera, operasi, penuaan luka-luka, penyakit, dan faktor lingkungan. Fisioterapi dapat menangani dengan penanganan secara manual, terapi gerak atau peningkatan gerak, olahraga khusus, penguluran, komunikasi, dan peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis).

2.2         Bell’s Palsy

Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell, orang pertama yang menjelaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada saraf wajah.
Bell’s palsy adalah kelainan dan ganguan neurologi pada nervus cranialis VII (saraf facialis) di daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Paralyse Bell ini hampir selalu terjadi unilateral, namun demikian dalam jarak satu minggu atau lebih dapat terjadi paralysis bilateral. Penyakit ini dapat berulang atau kambuh, yang menyebabkaan kelemahan atau paralisis, ketidaksimetrisan kekuatan/aktivitas muscular pada kedua sisi wajah (kanan dan kiri), serta distorsi wajah yang khas.
Bell’s palsy adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non-neoplasmatik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulanya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

2.2.1        Penyebab Bell’s Palsy

Penyebab terjadinya bell’s palsy antara lain:
1.      Virus herpes simplex-1
Menurut para ahli virus ini dapat menyerang pada siapa saja baik pria maupun wanita segala usia. Virus ini menyebabkan radang, penekanan atau pembengkakan saraf fasialis.
2.      Virus influenza
3.      Terpaan angin pada bagian muka atau terlalu sering terkena angin
Bell's palsy memang sangat erat kaitannya dengan cuaca dingin. Untuk itu, sebaiknya menghindari terpaan angin secara langsung pada bagian tubuh. ''Orang yang duduk dekat jendela kendaraan, kereta api, tiduran di atas lantai dengan menempelkan sebelah pipi di lantai, sesudah bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka berpotensi mengalami bell's palsy,'' ujar (Pranata SpS MARS, 2011) dokter ahli syaraf RS Gatot Subroto,
Menurutnya, orang yang berada di dalam ruangan pun belum tentu terhindar dari potensi penyakit ini. Bell's palsy juga bisa menyerang orang yang bekerja di ruangan ber AC secara langsung. Maksudnya, jika AC tersebut memberikan hawa dingin secara merata tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika angin yang ditimbulkan AC hanya terpusat pada satu tempat, itu bisa menimbulkan penyakit tersebut.
4.      Stress, tegang, dan kecapean
5.      Hipertensi, hiperkolestrolemia, diabetus mellitus, penyakit vaskuler, gangguan imunologik, dan faktor genetik
6.      Virus yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster
7.      Virus yang menyebabkan mononucleosis (Epstein-Barr)
8.      Virus lain dalam keluarga yang sama (sitomegalovirus)
Ada beberapa teori umum yang dikenal berhubungan dengan penyebab Bell's Palsy, yaitu:
1)      Teori Ischemic Vascular (gangguan sirkulasi darah).
Saraf facialis (wajah) dapat lumpuh secara tidak langsung oleh karena gangguan sirkulasi darahnya di canalis fallopi di tulang tengkorak, kerusakan yang ditimbulkan karena tekanan pada saraf tepinya, terutama yang berhubungan dengan penyumbatan pembuluh darah yang mengaliri saraf tersebut, hal tersebut di atas bukan karena akibat tekanan langsung pada sarafnya, tetapi karena ada gangguan vaskularisasi darah yang menuju saraf tersebut.
2)      Teori Infeksi Virus.
Bell's Palsy terjadi karena proses reaktivasi dari Virus Herpes Simplek (HSV), khususnya tipe I. HSV tipe I sesudah terjadi infeksi akut primer dalam jangka waktu cukp lama di dalam Ganglion Sensoris, terjadi reaktivasi. Hal ini terjadi jika daya tahan tubuh menurun, akibat Neuropati (kerusakan saraf) dan gangguan Vascular (sirkulsi darah), tidak dapat dihindari dan yang pada akhirnya menimbulkan kerudakan (degenerasi) lebih lanjut di saraf facialis perifer.
3)      Teori Herediter (keturunan).
Teori Bell's Palsy bersifat herediter, umumnya diketahui jika berhubungan dengan kelainan anatomis berupa terdapatnya canalis facialis yang kecil dan bersifat herediter. Dimana pada saat tertentu apabila ada factor pencetus misalnya pada keadaan dingin, akibat semburan udara yang bergerak (jawa:angin), menyebabkan saluran (kanal) terjadi vasokonstriksi atau menyempit, dan berakibat menjepit saraf facialis yang melintasi saluran tersebut.
4)      Teori imunologi
Dikatakan bahwa Bell’s palsy terjadi akibat reaksi imunologi terhadap infeksi virus yang timbul sebelumnya atau sebelum pemberian imunisasi.

2.2.2        Gejala Bell’s Palsy

Gejala pada penderita Bell’s palsy :
1.      tak bisa mengerutkan dahi
2.      alis mata jatuh
3.      mata sebelah tidak dapat dipejamkan
4.      tidak mampu atau sulit mengedipkan mata
5.      kelopak mata bawah jatuh
6.      sensitif terhadap cahaya
7.      air mata mengalir terus menerus
8.      hidung terasa kaku terus – menerus
9.      mulut atau bibir “merot/mencong” ke salah satu sisi
10.  mulut tidak bisa “mencucu”
11.  sulit berbicara
12.  kesulitan untuk makan dan minum, karena makanan terkumpul pada satu sisi
13.  rasa pengecapan terganggu
14.  salivasi yang berlebih atau berkurang
15.  bila tersenyum “mesem” sudut bibir tertarik ke satu sisi
16.  bila berkumur air dalam mulut sering keluar sendiri karena bibir tidak bisa menutup rapat
17.  telinga terasa sangat sensitif
18.  sensitive terhadap suara ( hiperakusis )
19.  nyeri didalam atau disekitar telinga
20.  pembengkakan wajah

Gejala Klinis :
1.      Bells palsy terjadi secara tiba-tiba beberapa jam sebelum terjadi kelemahan pada otot wajah
2.      Biasanya terdapat rasa nyeri di daerah mastoid
3.      Kelemahan otot ringan sampai berat
4.      Selalu pada salah satu sisi wajah
5.      Merasa sensasi menurun walaupun sebetulnya sensasi normal
6.      Sisi wajah dengan kelemahan tampak tanpa ekspresi
7.      Mengalami kesulitan dalam menutup salah satu mata.
8.      Kadang mempengaruhi pembentukan ludah, air mata, atau rasa pada lidah
9.      Kesulitan bercukur karena bibir mencong
10.  Inflamasi n. VII saraf cranialis
11.  Diduga infeksi virus yang menyebar
12.  Umumnya menyerang remaja dan dewasa muda
13.  Prognosis cukup baik jika penanganan sedini mungkin
14.  Biasanya pulih dalan 1 – 6 minggu

2.3         Peran Fisioterapi Terhadap Bell’s Palsy

Salah satu penanganan atau pengobatan pada Bell Palsy ini adalah Fisioterapi. Diantara modalitas yang efektif dan sering digunakan antara lain; terapi Infra Merah, terapi Ultrasound, terapi Stimulasi Elektrik, micro wave diathermy, massage, dan excersise. Pemilihan modalitas yang sesuai tergantung pada pengalaman atau pilihan fisioterapis yang berpengalaman. Fisioterapi dapat memilih dari sejumlah modalitas yang tersedia. penanganan fisioterapi di bagi pada 2 tahap.
*      Yang pertama pada Periode Paralisis, yaitu sesaat setelah terjadi serangan berupa kelumpuhan saraf fasialis :
·         Infra Merah
Infra merah dapat diterapkan untuk menghangatkan otot dan meningkatkan fungsi, tetapi Anda harus memastikan bahwa mata dilindungi dengan penutup mata. Waktu penerapan selama 10 sampai 20 menit pada jarak biasanya antara 50 dan 75 cm.
·         Terapi Ultrasound
Terapi ultrasound diaplikasikan pada batang saraf (nerve trunk) di depan tragus telinga dan di daerah antara prosesus mastoideus dan mandibula. Tidak ada rasa takut/khawatir dalam menerapkan terapi ultrasound saat diaplikasikan pada pasien Bell Palsy. Terapi ultrasound selalu diterapkan pada sisi lesi di depan tragus telinga & di daerah antara prosesus mastoideus dan mandibula dimana kelembutan maksimum saraf wajah ditentukan dengan cara palpasi. Hal ini diterapkan dengan gerakan melingkar yang lambat dengan dosis awal 1 watt per sentimeter persegi untuk 10 menit. Dosis dapat ditingkatkan pada sesi berikutnya jika tidak ada peningkatan yang luar biasa dicatat. Perlu diketahui bahwa gelombang ultrasound tidak dapat melintasi atau menembus tulang. Itu berarti bahwa ultrasound memiliki penetrasi nol pada tulang. Secara nyata bahwa gelombang ultrasound terpantul jauh dari tulang. Jadi tidak ada rasa takut dan khawatir jika terapi ultrasound diterapkan pada wajah. Penerapan terapi ultrasound pada bell palsy Ini hanya untuk jenis lesi saraf tepi (Lower Motor Neuron).
·         Stimulasi Elektrik (Electrical Stimulation)
Stimulasi listrik adalah teknik yang menggunakan arus listrik untuk mengaktifkan saraf penggerak otot dan ekstremitas yang diakibatkan oleh kelumpuhan akibat cedera tulang belakang (SCI), cedera kepala, stroke dan gangguan neurologis lainnya.
Satu-satunya bentuk arus listrik yang digunakan pada wajah adalah arus searah yang diputus-putus (Interrupted Direct Current) atau disebut juga Arus Galvanic, apakah itu ada reaksi degenerasi atau tidak ada reaksi. Hal ini diminta hanya untuk menjaga sebagian besar otot-otot wajah dan mencegah atrofi sambil menunggu untuk reinnervasi dalam kasus axotomesis atau reconduction setelah neurapraxia jika saraf tidak rusak sepenuhnya. Tidak ada ruang bagi penggunaan arus faradik pada wajah karena bisa menyebabkan kontraktur sekunder pada wajah. Selain itu, sebagian besar pasien merasa tidak mampu menahan nyeri  pada wajah karena stimulasi sensorik yang tidak nyaman. Hal  ini dikarenakan bahwa arus faradic memiliki frekuensi 50 siklus per detik, sehingga menghasilkan kontraksi tetanik pada otot-otot yang terangsang. Meskipun untuk saat ini adalah kontraksi otot arus faradic melonjak untuk menghasilkan kontraksi alternatif dan relaksasi namun berhubung tipe tatanik pada kontraksi yang menghasilkan 50 pulse hanya dalam satu detik, tidak diperlukan pada wajah. Otot-otot wajah yang sangat tipis dan halus dan tidak bisa mentolerir jenis arus ini yang dapat merusak dan menghasilkan kontraktur sekunder. Jika kontraktur sekunder terjadi, semua bentuk stimulasi listrik harus ditinggalkan sementara untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada otot. Wajah harus segera direnggangkan dan dipijat lembut.
·         Microwave Diathermy
Micro Wave Diathermy (MWD) adalah suatu jenis terapi dengan menggunakan stressor fisik berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak – balik dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25 cm. Bertujuan untuk Micro Wave Diathermy (MWD) adalah suatu jenis terapi dengan menggunakan stressor fisik berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak – balik dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25 cm. Micro Wave Diathermy (MWD) adalah suatu jenis terapi dengan menggunakan stressor fisik berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak – balik dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25 cm. Bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah, relaksasi otot-otot wajah dan mengurangi spasme otot stilomastoideus.
·         Massage
Pijat adalah manipulasi lapisan superficial otot dan jaringan ikat untuk meningkatkan fungsi dan relaksasi otot dan kebugaran. Pada kondisi Bell’s palsy massage diberikan dengan tujuan memobilisasi serabut-serabut otot di area yang mengalami paralysis sehingga terjadi pergerakan pasif dari otot wajah dan memberikan stimulasi gerak. selain itu juga berguna untuk mencegah terjadinya kontraktur otot.
·         Exercise
Latihan yang diberikan umumnya merupakan latihan aktif berupa Mirror Exercise. Pasien diminta untuk berdiri di depan cermin sambil berusaha untuk menggerakkan otot wajah yang mengalami kelumpuhan. Fisioterapis akan mengajarkan bentuk-bentuk latihan dan menentukan frekuensi atau dosis latihan yang dibutuhkan pasien. Dengan penanganan yang cepat, tepat, akurat dan hebat maka bell’s palsy dapat disembuhkan
*      Tahap Kedua yaitu Selama Pemulihan:
Teknik PNF digunakan untuk edukasi kembali pada otot-otot yamg mengalami parese atau paralisis:
·         Peregangan cepat (quick stretch) dapat diterapkan untuk dapat membesarkan alis mata dan gerakan sudut bibir.
·         Para fisioterapis dapat memberikan gerakan pasif dan kemudian meminta pasien untuk menahan, dan kemudian mencoba untuk menggerakannya. goresan dengan es, menyikat, menekan atau membelai cepat dapat diterapkan sepanjang otot-otot.misalnya otot zygomaticus
Latihan mandiri di rumah:
1.      ekspresi terkejut kemudian cemberut,
2.      menutup mata erat-erat kemudian dibuka lebar-lebar,
3.      tersenyum, menyeringai, dan berkata 'o'
4.      mengatakan; e, i, o, u
5.      menyedot dan meniup sedotan
6.      meniup peluit, bersiul, dan bisa juga meniup lilin
Pemeriksaan/Penatalaksanaan Fisioterapi :
·         Anamnesis
è Keluhan utama pasien
è Rasa lemah di sebagian sisi dan disertai adanya rasa nyeri pada belakang telinga
è Paraestasia salah satu sisi wajah
·         Inspeksi
è Tampak kelemahan pada wajah
è Wajah tidak simetris
è Ekspresi wajah tidk sama
·        Palpasi
è Nyeri tekan pada belakang telinga
è Suhu normal
·         Vital Sign
è Blood Preasure     ( Normal )
è Heart Rate            ( Normal )
è Respiratory Rate   ( Normal )
·         Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
è Aktif
è Pasif
è Tes Isometrik Melawan Tahanan
(Pada ketiga tes tersebut dominan menunjukkan adanya kelemahan.)
·         Pemeriksaan Khusus (tes spesifik)
Pemilihan Tes khusus didasarkan atas hasil temuan pada pemeriksaan sebelumnya
        Kekuatan Otot                          à        MMT pada wajah
        Sensorik                                   à        Dermatom Test
à        Myotom Test
        Fungsional                                à        ADL
        Laboratorium                           à        Electro Diagnostik (EMG) (Kecepatan hantar saraf melemah)
Fisioterapi memegang peranan penting dalam penanganan pasien Bell’s Palsy karena Fisioterapi adalah upaya kesehatan yang ditujukan kepada kelompok dan atau individu untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penaganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapis dan mekanik) serta pelatihan dan komunikasi (Kepmenkes 1363 pasal 1 ayat 2).

BAB III
PENUTUP

2.4         Simpulan

1.      Fisioterapi adalah suatu profesi pelayanan kesehatan yang bekerja dengan pasien baik secara individu maupun kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan, mengembalikan, memaksimalkan, dan menstabilkan atau memperbaiki aktivitas, kekuatan, gerak, dan fungsi tubuh yang terjadi akibat cidera, operasi, penuaan luka-luka, penyakit, dan faktor lingkungan. Fisioterapi dapat menangani dengan penanganan secara manual, terapi gerak atau peningkatan gerak, olahraga khusus, penguluran, komunikasi, dan peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis).
2.      Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell, orang pertama yang menjelaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada saraf wajah.
3.      Penyebab terjadinya bell’s palsy antara lain:
·         Virus herpes simplex-1
·         Virus influenza
·         Terpaan angin pada bagian muka atau terlalu sering terkena angin
·         Stress, tegang, dan kecapean
·         Hipertensi, hiperkolestrolemia, diabetus mellitus, penyakit vaskuler, gangguan imunologik, dan faktor genetik
·         Virus yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster
·         Virus yang menyebabkan mononucleosis (Epstein-Barr)
·         Virus lain dalam keluarga yang sama (sitomegalovirus)
4.      Mobilitas yang sering digunakan fisioterapi untuk penanganan dan pengobatan bell’s palsy yaitu: terapi Infra Merah, terapi Ultrasound, terapi Stimulasi Elektrik, micro wave diathermy, massage, dan excersise.

2.5         Saran

Dari makalah di atas penulis menyarankan pembaca supaya menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit bell’s palsy, karena sehat itu mahal.

DAFTAR PUSTAKA

Attaufiq, M. H. (2011, November). waspada-bells-palsy-belpasi. Dipetik Maret 2012, dari kaskus: http://livebeta.kaskus.us
Cluett, M. J. (2008, Mei). Fisioterapi. Dipetik Maret 2012, dari seripayku: http://seripayku.blogspot.com
d. T. (2009, Februari). bells-palsy. Dipetik Maret 2012, dari praktekku: http://praktekku.blogspot.com
Garnadi, E. (2010, Mei). itu-bells-palsy-pak-bukan-stroke. Dipetik Maret 2012, dari unitfisioterapi: http://unitfisioterapi.wordpress.com
Hanako, S. (2010, April). Bell’s palsy (case report). Dipetik Maret 2012, dari annsilva: http://annsilva.wordpress.com
Herman P, D., H., F. X., Supriyadi, A., Sujono, A., & Astuti, M. S. (t.thn.). pengertian-fisioterapi. Dipetik Maret 2012, dari fisiosby: http://fisiosby.com
Rahmawati, S. (2009, November). sekilas-tentang-fisioterapi. Dipetik Maret 2012, dari shvoong: http://id.shvoong.com
Ramli, S. d. (2011, Juni). apakah-fisioterapi-itu. Dipetik Maret 2012, dari infofisioterapi: http://www.infofisioterapi.com
Setyawan, S. B. (2011, Oktober). FISIOTERAPI PADA BELL'S PALSY. Dipetik Maret 2012, dari majalahkasih: http://majalahkasih.pantiwilasa.com
Sugiri, A. (2011, September). fisioterapi-pada-bell-palsy. Dipetik Maret 2012, dari as-promedik: http://www.as-promedik.com
Triwibowo, I. (2012, Februari). Bell's Balsy. Dipetik Maret 2012, dari irawanphysio: http://irawanphysio.blogspot.com
Turana, S. D. (2009, Juni). Kelumpuhan wajah sebelah ,kemungkinan Anda menderita Bell`s Palsy. Dipetik Maret 2012, dari medikaholistik: http://www.medikaholistik.com
Wikipedia, K. (2011, Juli). Bell's Palsy. Dipetik Maret 2012, dari wikipedia: http://id.wikipedia.org
Wikipedia, K. (2012, Januari). Fisioterapi. Dipetik Maret 2012, dari wikipedia: http://id.wikipedia.org

3 komentar:

  1. Saya sangat tertarik atas informasi ini,saya bertanya apakah ada obat selain fisio terapi? kira2 berapa lama penyembuhan atau bisa normal kembali? Teimakasih..

    BalasHapus
  2. Assalamu 'alaikum... Mbak Icha, saya berharap Mbak Icha berkenan bergabung di grup facebook : bell's palsy (belpasi) Indonesia. sebagai bagian dari fisioterapist. Saya sangat berharap Mbak dapat memberikan artikel-artikel tentang belpasi. informasi-informasi penting tentang belpas. dsb. itu grup baru mbak... semoga bermanfaat

    BalasHapus
  3. The Best Casino - Hotel Room, Restaurants & Entertainment - Jackson
    Our team of 문경 출장안마 casino 부천 출장마사지 experts are 공주 출장안마 currently working on the renovation of The Golden Nugget Hotel, 천안 출장샵 Hotel & Casino 시흥 출장안마 & Spa. We've also released some

    BalasHapus